Sekitar tahun 1946, sebagian besar staf pengajar eks-sekolah kedokteran di Surabaya NIAS (Nederlands Indische Artsen School), STOVIT (School Tot Opleidig Van Indische Tandartsen), mahasiswa tingkat lanjut eks- IKA DAIGAKU/SHIKA IGAKUBU (sekolah kedokteran gigi di zaman pendudukan Jepang) dari Jakarta dan Surabaya membentuk perkumpulan di Malang . Perkumpulan ini pada masa revolusi dan dalam pengungsian meneruskan pendidikan melalui pendirian Balai Pendidikan Tinggi Kedokteran/Kedokteran Gigi pada tahun 1946 , dengan memanfaatkan fasilitas Rumah Sakit Tentara Divisi VII, sekarang RSUD dr. Saiful Anwar dan Rumah Sakit Umum ,sekarang Rumah RSAD Soepraoen Malang. Dari proses inilah lahir 12 lulusan dokter gigi pertama di Republik Indonesia yang berasal dari perguruan tinggi dalam negeri. Pada bulan Juni 1947, kegiatan pendidikan terpaksa dihentikan, setelah penjajah Belanda berhasil menduduki kota Malang. Setelah penyerahan kedaulatan, pendidikan kedokteran kemudian dilanjutkan di Jakarta dan Surabaya dengan tenaga dan fasilitas yang lebih lengkap.
Dari STKM menjadi FK Universitas Brawijaya
Penegerian STKM
SekretariatFKUB
Pada saat penegerian FK UNIBRAW secara fisik belum memiliki kampus. Sampai dengan tahun 1975 kantor/Sekretariat FK UB berada di gedung GAPEROMA Jl. Bromo 25 Malang. Setelah itu Serkretariat FKUB dipindahkan ke Jl. Guntur 1 menempati bekas Kantor Pusat UNIBRAW. Tahun berikutnya setelah Kantor Pusat UNIBRAW selesai dibangun, kantor FK pindah lagi menempati ruang gambar Fakultas Teknik.
Perkuliahan dan Praktikum
Perkuliahan dan praktikum yang semula menggunakan fasilitas IKIP Malang, pada tahun 1975 mulai menggunakan laboratorium Fakultas Pertanian dan Fakultas Teknik, sedang laboratorium anatomi masih tetap di RST. Soepraoen jl. Sukun. Untuk Ruang Kuliah, beberapa laboratorium masih menggunakan ruangan-ruangan yang dipinjamkan oleh RS dr. Saiful Anwar.
Pelaksanaa Ujian
Ujian-ujian untuk kenaikan tingkat mahasiswa FKUB masih tetap dilaksanakan oleh NB/CMS (National Board Consortium Medical Sciences) Yaitu E1, E2, E3a, E3b, kemudian untuk bisa mengikuti coas (DM) harus lulus ujian E4a.
Setelah FKUB mempunyai dosen tetap sebanyak 53 orang dan dosen tidak tetap 36 orang, maka NB/CMS dengan suratnya tertanggal 21 Juli 1976, No. 446/DN/1976memberi kewenangan kepada FKUB untuk menguji dokter sendiri.
Dengan kewenangan tersebut maka mahasiswa yang pada saat penegerian berjumlah 765 orang dengan 426 dokter muda yang sudah lulus ujian NB/CMS-E3b, bisa diuji sendiri dan dapat diselesaikan dalam waktu 2,5 tahun. Mengingat saat penegerian hanya 1 orang dokter yang dihasilkan STKM, 30 dokter hasil ujian NB/CMS, berarti sejak tahun 1976 semua dokter adalah dokter lulusan FK UNIBRAW.
Selanjutnya, sesuai dengan perencanaan kampus Univ. Brawijaya, maka gedung untuk FK dibangun di bagian Tenggara kampus di daerah Sumbersari.
Akreditasi Fakultas Kedokteran
Untuk menentukan statusnya, maka Fakultas Kedokteran perlu diakreditasi oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Tinggi. Saat ini Fakultas Kedokteran telah terakreditasi dan mendapatkan nilai A dengan Surat No.003/BAN-PT/Ak-XI/S1/2008.
Dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat,maka FKUB membuka Jurusan / Program Studi yaitu :
Ilmu Keperawatan pada tahun 1999 (program alih jenjang), 2001 mahasiswa baru
Gizi Kesehatan pada tahun 2004
Kedokteran Gigi pada tahun 2008
Farmasi pada tahun 2009
Kebidanan pada tahun 2009
Sesuai dengan kebijakan Rektor yang mewajibkan bahwa setiap Program Studi S2 dan S3 harus berada di bawah Fakultas masing – masing, maka saat ini dibawah FK UB ada beberapa Program Pascasarjana antara lain :
Program Magister (S2) Ilmu Biomedik
Program Magister (S2) Manajemen Rumah Sakit (MMRS)
Program Magister (S2) Keperawatan
Program Magister (S2) Kebidanan
Program Doktor (S3) Ilmu Kedokteran
Demikian juga di bidang pendidikan profesi dokter spesialis, FKUB telah memiliki 16 Program Studi Pendidikan dokter spesialis.
0 Komentar untuk "Sejarah Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya"